Judul : Mahabharata
Pengarang : C. Rajagopalachari
Penerbit : IRCiS oD
Tahun Terbit : 2008
Tempat Terbit : Yogyakarta
Tebal :
521 Halaman
Mahabharata adalah sebuah kisah Raja-raja kuno
India yang di karang oleh Begawan Wiyasa dan ditulis oleh Ganapati. Karya ini
dibuat Sebelum Masehi atau tepatnya sebelum lahirnya Nabi Isa As dan Nabi
Muhammad SAW. Kisah ini sudah diketahui diseluruh dunia. Sebuah kisah yang
besar dan terkenal karena diceritakan terus menerus secara turun temurun oleh
kakek buyut sampai anak cucu dan terus menerus diceritakan. Meski dalam kisah
ini semua tokoh beragama non-muslim namun tak jadi masalah untuk dibaca oleh
semua kalangan muslim maupun non-muslim karena dalam kisah ini bukan
menceritakan tentang sebuah ideologi Agama melainkan terjadinya perang saudara
antara Pandawa dan Kurawa karena ketidakpuasan seorang manusia, pengkhianatan
dan perebutan kekuasaan. Selain itu dalam kisah ini juga menceritakan sebuah
Pengetahuan, Cinta, Keadilan, Pengabdian dan Kesabaran itulah yang merupakan
lima dasar dari Jalan Kebenaran. Karena itulah Mahabharata juga dinamakan
Sebuah Roman Epik Pencerah Jiwa Manusia.
Ada dua versi dalam pengisahan
Mahabharata yaitu Versi India dan Versi Jawa. Semuanya benar, tapi dalam buku
ini lebih menceritakan Versi India. Kisah Mahabharata menceritakan sebuah
ketamakan atau keserakahan yang dialami seseorang yang mengakibatkan
keturunannya juga mengalami ketamakan juga. Selain mengisahkan ketamakan
seseorang kisah ini juga menceritakan kesombongan seseorang, diplomasi negara,
pemimpin yang dibanggakan rakyatnya, kebenaran, kejujuran, kebijaksanaan,
politik, tradisi dan sebagainya. Banyak kata-kata bijak yang dapat membuat kita
mengerti akan kehidupan. Kisah ini juga menceritakan sebuah perang saudara yang
dilakukan di lembah tempat leluhur mereka lahir, perang ini terjadi karena
sebuah keserakahan, ketidakpuasan, penghianatan, perebutan kekuasaan, menuntut
keadilan dan menegakkan kebenaran. Perang yang menewaskan jutaan orang tersebut
dinamakan Perang Bharatayudha.
Kisah dimulai dari Kerajaan
Hastinapura, Raja Santanu yang menikahi Dewi Gangga, tapi karena melanggar
sumpahnya raja santanu ditinggalkan Dewi gangga. Dari pernikahan tersebut
lahirlah seorang anak yaitu Dewabrata (Bhisma) yang agung, berpengetahuan
tinggi dan kelak ia bersumpah bahwa tidak akan naik tahta serta tidak menikah
demi kebahagiaan ayah dan istri baru dari ayahnya nanti yaitu Setyawati. Raja
Santanu menikah lagi dengan gadis nelayan Setyawati dan mempunyai dua orang anak
Citrianggada dan Wicitrawirya. Citrianggada wafat diusia muda, begitu juga Wicitrawirya.
Wicitrawirya memiliki dua orang istri ambika dan ambalika, serta memiliki seorang
anak bernama Dretarastra (anak ambika) yang terlahir buta
dan Pandu (anak ambalika). Karena sesuai tradisi anak pertama yang lahir dulu
yang harus menjadi raja tetapi karena Dretarastra terlahir buta dan tidak bisa
memerintah negara sebagaimana mestinya maka digantikan oleh adiknya Pandu yang
sangat bijaksana dalam memerintah negara dan rakyatnya. Selain itu juga ada
tokoh yang digambarkan orang paling bijaksana ketiga didunia yaitu Widura,
pelayan Ambalika yang kelak menjadi perdana menteri di Hastinapura.
Destarastra mempunyai istri Gandari
dan memiliki seratus satu anak yaitu seratus Kurawa diantaranya yaitu Duryudhana
sebagai anak tertua, Dursasana, Wikarna, Yuyutsu, dan sebagainya. Dan anak yang
ke seratus satu adalah anak perempuan bernama Dursala. Sedangkan Pandu
mempunyai dua istri yaitu Kunthi yang memiliki tiga orang anak Yudhistira yang
lahir karena bantuan Bathara Yama, Bima yang lahir karena bantuan Bathara Bayu
dan Arjuna yang lahir karena bantuan dari Bathara Indra. Sedangkan Madrim
memiliki dua anak kembar Nakula dan Sadewa yang lahir karena bantuan dari
Bathara Aswin, mereka disebut Pandawa. Yudhistira adalah anak yang tertua dari
seratus enam bersaudara.
Lima putra Pandhu adalah cerminan
dari kebenaran yang selalu mengikuti kebenaran dan kebijaksanaan, sifat yang
turun dari ayahnya. Sedangkan para Kurawa adalah cerminan dari keserakahan dan
kesombongan yang terjadi karena pengaruh dari paman mereka Sengkuni. Dalam
Perang Bharatayudha antara Pandawa dan Kurawa yang mengakibatkan terbunuhnya
jutaan orang di lembah leluhur mereka karena berebut kekuasaan, diantara yang
memihak Kurawa yaitu Kakek mereka sendiri Bhisma, Guru mereka Drona, Paman
mereka Salya, kakak mereka Karna, dan masih banyak lagi. Pandawa terdiri dari
tujuh divisi dapat menaklukkan Kurawa yang sebelas divisi. Perang ini terjadi
selama delapan belas hari. Kisah ini mengisahkan bahwa sifat manusia setiap
masa sama tidak berubah, selalu merasa tidak puas dengan apa yang mereka
dapatkan. Ketika manusia menjadi budak keinginan maka mereka akan terus menerus
menggunakan cara apapun untuk mendapatkan keinginan tersebut.
Buku ini sangat menarik untuk dibaca
bahkan buku ini bisa dijadikan petunjuk bagaimana cara menjadi orang yang baik
dan apakah balasan bagi mereka yang tidak baik kepada orang lain serta belajar
menjadi seorang pemimpin yang baik dan bijaksana bagi rakyatnya.
2Awesome Comments!
kok gak ada kelebihan buku dan kekurangan buku??
Uraa